KONSEPSI
ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
Nah,
pada kesempatan kali ini kita akan membahas sedikit bagaimanakah konsepsi atau
hubungan pelajaran ilmu budaya dasar di dalam kesusastraan. Pastinya semua
orang sudah tahu apa itu kesusastraan. Kesusastraan bisa berupa puisi , sajak ,
prosa dan lain-lain yang berbau puitis .. hehe........ Semua orang pasti sudah
tahu bahwa ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan
dan hubungannya dengan manusia. Jika kita kaitkan ilmu budaya dasar dan
kesusastraan memang tidak berbeda jauh, karena kita sebagai manusia pasti ada
unsur-unsur yang membentuk pola pikir kita , sifat kita maupun moral-moral yang
kita pernah dapatkan . Semua hal itu sudah pernah ditulis atau dicantumkan
melalui sebuah karya sastra yang dapat berupa puisi maupun prosa.
Dengan
membaca prosa atau puisi , maka ilmu pengetahuan kita pun bisa bertambah,
ditambah lagi jika prosa tersebut mengenai kebudayaan, biasanya itu bisa memberikan
dampak yang cukup baik bagi kita yang mungkin kurang memahami dengan kebudayaan
kita sendiri. Kita tahu bahwa ada salah seorang penyair yang sangat terkenal
yaitu W.S.Rendra. Melalui karya-karya nya beliau menuangkan apa yang menjadi
pemikirannya dan yang paling saya kagumi mengenai karyanya adalah yang berjudul
“Orang-orang miskin”. Demikian isi dari sajak itu :
Orang-Orang Miskin
Oleh
: W.S. Rendra
Orang-orang
miskin di jalan,
yang
tinggal di dalam selokan,
yang
kalah di dalam pergulatan,
yang
diledek oleh impian,
janganlah
mereka ditinggalkan.
Angin
membawa bau baju mereka.
Rambut
mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita
bunting berbaris di cakrawala,
mengandung
buah jalan raya.
Orang-orang
miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi
gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak
bisa kamu abaikan.
Bila
kamu remehkan mereka,
di
jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu
akan penuh igauan,
dan
bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan
kamu bilang negara ini kaya
karena
orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan
kamu bilang dirimu kaya
bila
tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang
negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan
perlu diusulkan
agar
ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan
tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang
miskin di jalan
masuk
ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan
bunga raya
menyuapi
putra-putramu.
Tangan-tangan
kotor dari jalanan
meraba-raba
kaca jendelamu.
Mereka
tak bisa kamu biarkan.
Jumlah
mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka
akan menjadi pertanyaan
yang
mencegat ideologimu.
Gigi
mereka yang kuning
akan
meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman
sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan
hinggap di gorden presidenan
dan
buku programma gedung kesenian.
Orang-orang
miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai
udara panas yang selalu ada,
bagai
gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang
miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju
ke dada kita,
atau
ke dada mereka sendiri.
O,
kenangkanlah :
orang-orang
miskin
juga
berasal dari kemah Ibrahim
Yogya,
4 Pebruari 1978
Potret
Pembangunan dalam Puis
Melalui
sajak diatas saya jadi berpikir bahwa kita tidak boleh meremehkan ataupun
menjelek-jelekan orang yang tidak mempunyai sesuatu yang kita miliki sekarang.
Namun kita juga sebagai orang yang mampu harus bisa membantu orang-orang yang
punya kesulitan khususnya dalam hal ekonomi. Dalam sajak diatas menggambarkan
bahwa orang-orang yang kurang mampu sangat lah banyak dan kita tidak dapat
mengubah massa yang banyak itu menjadi nol. Namun kita dapat membantu mereka
setidak-tidaknya meski cuma sedikit. Mereka bukannya mau menjadi miskin, namun
keadaan yang semakin sulit membuat mereka menjadi seperti itu.
Sekian
dulu yah pembahasan kita kali ini .... See you next time :D
No comments:
Post a Comment