Pages

Thursday, April 12, 2012

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan


KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

            Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas sedikit bagaimanakah konsepsi atau hubungan pelajaran ilmu budaya dasar di dalam kesusastraan. Pastinya semua orang sudah tahu apa itu kesusastraan. Kesusastraan bisa berupa puisi , sajak , prosa dan lain-lain yang berbau puitis .. hehe........ Semua orang pasti sudah tahu bahwa ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan dan hubungannya dengan manusia. Jika kita kaitkan ilmu budaya dasar dan kesusastraan memang tidak berbeda jauh, karena kita sebagai manusia pasti ada unsur-unsur yang membentuk pola pikir kita , sifat kita maupun moral-moral yang kita pernah dapatkan . Semua hal itu sudah pernah ditulis atau dicantumkan melalui sebuah karya sastra yang dapat berupa puisi maupun prosa.
            Dengan membaca prosa atau puisi , maka ilmu pengetahuan kita pun bisa bertambah, ditambah lagi jika prosa tersebut mengenai kebudayaan, biasanya itu bisa memberikan dampak yang cukup baik bagi kita yang mungkin kurang memahami dengan kebudayaan kita sendiri. Kita tahu bahwa ada salah seorang penyair yang sangat terkenal yaitu W.S.Rendra. Melalui karya-karya nya beliau menuangkan apa yang menjadi pemikirannya dan yang paling saya kagumi mengenai karyanya adalah yang berjudul “Orang-orang miskin”. Demikian isi dari sajak itu :

Orang-Orang Miskin
Oleh : W.S. Rendra

Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.

Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.

Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.

Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.

Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim

Yogya, 4 Pebruari 1978
Potret Pembangunan dalam Puis

            Melalui sajak diatas saya jadi berpikir bahwa kita tidak boleh meremehkan ataupun menjelek-jelekan orang yang tidak mempunyai sesuatu yang kita miliki sekarang. Namun kita juga sebagai orang yang mampu harus bisa membantu orang-orang yang punya kesulitan khususnya dalam hal ekonomi. Dalam sajak diatas menggambarkan bahwa orang-orang yang kurang mampu sangat lah banyak dan kita tidak dapat mengubah massa yang banyak itu menjadi nol. Namun kita dapat membantu mereka setidak-tidaknya meski cuma sedikit. Mereka bukannya mau menjadi miskin, namun keadaan yang semakin sulit membuat mereka menjadi seperti itu.
            Sekian dulu yah pembahasan kita kali ini .... See you next time :D

No comments:

Post a Comment

Bleach - Kurosaki Ichigo's Sword Zangetsu